SEED Tumbuhkan Lingkungan Inklusif yang Positif dari Diri Sendiri
Assalamualaikum
Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia lifestyle,
parenting, inspirasi, dan hiburan
(musik, film, buku, dan drama Korea).
Setelah
kita mengetahui perbedaan antara disabilitas dan difabel, kali ini, saya
mau membahas tentang bagaimana cara menumbuhkan lingkungan inklusif yang
positif? Sebelumnya sahabat lithaetr, kalau mendegar kata inklusif, apa yang
pertama kali muncul dalam benak?
Bagi
sebagian besar sahabat Lithaetr, inklusif ini biasanya lebih dekat untuk
teman-teman difabel, tapi ternyata lebih luas lo, sahabat. Inklusif ini juga
mencakup kepada para teman, khususnya wanita yang biasanya sering dipandang
sebelah mata di masyarakat.
Contohnya,
wanita yang sudah cukup usia tapi belum menikah, wanita yang sudah lama menikah
tapi belum diberikan keturunan, wanita yang memiliki anak berkebutuhan khusus,
dan teman-teman disabilitas dan difabel.
Ibu Profesional
dalam rangka mengambil peran untuk perempuan Indonesia secara luas menginisiasi
sebuah gerakan yang disebut ‘Ibu Inklusif’. Yang memiliki tujuan untuk
mewujudkan lingkungan yang inklusif bagi perempuan Indonesia dengan berbagai
latar belakang. Perempuan mendukung perempuan lain bersama komunitas.
Nah, agar tercipta lingkungan inklusif yang positif ini diperlukanlah itu SEED. Apakah itu? Mari simak pembahasannya berikut ini, ya.
Apa itu lingkungan inklusif yang positif?
Seperti sudah disinggung di atas, kalau lingkungan inklusif
yang positif itu adalah bisa menciptakan sebuah kondisi saling dukung untuk
setiap perempuan Indonesia dengan berbagai latar belakang. Dengan adanya komunitas
seperti Ibu Profesional,
harapannya bisa membangkitkan rasa para perempuan untuk mendukung perempuan
lainnya.
Memang
untuk membuat lingkungan iknlusif yang positif memerlukan kerjasama banyak pihak
dan perlu waktu. Namun kita juga bisa kok, menumbuhkan lingkungan inklusif ini
sedari dini. Dimulai dari lingkup kecil terlebih dahulu.
Menciptakan
lingkungan inklusif ini perlu dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti dari
diri sendiri dulu. Lalu, tanamkan pelan-pelan di lingkungan keluarga terdekat.
Barulah setelah itu merambah ke komunitas-komunitas.
Dari sebuah langkah kecil lama-lama akan mulai berdampak besar dan semakin terlihat, maka akan mampu menggerakkan lebih banyak orang lagi. Kira-kira sahabat Lithaetr, sudah tahu belum bagaimana cara agar kita bisa menumbuhkan lingkungan inklusif sejak dini?
Dengan SEED ternyata kita bisa tumbuhkan lingkungan inklusif dimulai dari diri sendiri
Melalui ‘Ibu Inklusif’-nya Ibu Profesional, saya belajar, ternyata
ada acara agar kita dapat memulai langkah kecil dalam menciptakan lingkungan
inklusif, yaitu dengan SEED. Sebuah metode belajar agar kita bisa lebih inlklusif
dalam kehidupan sehari-hari.
Inilah yang dimaksud dengan SEED,
1. Sadari
Yang pertama perlu dilakukan adalah menyadari kalau
kita perlu saling mendukung terhadap setiap perempuan tanpa memerdulikan latar
belakang. Sadar dengan memberikan dukungan positif ke teman-teman difabel, kita
ikut memberikan rasa nyaman dan aman kepada mereka.
2. Edukasi diri
Agar bisa memberikan manfaat kepada orang lain, kita
perlu yang namanya terus mengedukasi diri dengan pengetahuan-pengetahuan yang
mumpuni. Bila ingin lingkungan inklusif bisa tercipta, maka kita perlu belajar
dan mendalami tentang inklusif, serta bagaimana kita dapat mengambil peran
untuk berbagi dan melayani.
3. Empati
Bila kita berinteraksi dengan teman-teman difabel
ada yang namanya prinsip ‘ADA’. Apakah itu? ADA itu adalah Ask Don’t Assume.
Sebaiknya bila ingin membantu teman difabel, ada baiknya kita bisa bertanya dahulu.
Kira-kira teman-teman difabel itu perlu dibantunya
seperti apa. Tanyakan saja kepada mereka tidak perlu berasumsi. Dengan prinsip
ADA ini juga kita akan terus menumbuhkan sikap terus berempati kepada
teman-teman difabel secara tepat.
4. Diam
Apakah maksud diam pada poin 4 ini? Maksudnya adalah
kita perlu tambahkan kata jangan didepan kata diam itu sendiri. Kita jangan
diam saja. Bergeraklah dengan apa yang kita bisa dan mampu agar orang-orang
tahu dan mengenal apa itu lingkungan inklusif.
Bagaimana cara agar orang-orang semakin paham
mengapa kita perlu lingkungan yang inklusif. Intinya kita diminta untuk terus
bergerak, agar lingkungan inklusif ini bisa tumbuh dan tercipta. Itulah cara
langkah kecil yang dimulai dari sendiri agar menumbuhkan lingkungan inklusif,
yaitu dengan SEED.
Silakan berikan komentar ya, sahabat. Sudahkah sahabat
Lithaetr tahu tentang SEED ini dan pernah melakukannya? Terima kasih sudah berkenan
membaca tulisan ini dan ditunggu responnya.
Masya Allah ... Ibu Profesional ini sebuah gerakan yang edukatif, langsung praktik. Dipraktikkan oleh ibu sebagai tiang keluarga. Semoga segera terwujud lingkungan inklusif dengan adanya peran Ibu Profesional di dalamnya.
BalasHapusaamiin, aamiin ya Allah. Terima kasih kakak atas apresiasinya
HapusMantep banget kepanjangan SEED ini dan sepertinya harus diaplikasikan kita semua ya.
BalasHapusbetul kakak. bisa banget kok SEED ini kita terapkan dimulai dari diri sendiri
HapusKeren nih SEED. Bagus banget kalau sesama perempuan saling dukung dan saling empati. Ga akan ada lagi mom shaming.
BalasHapusbetul kakak. bentuk kekerasan apapun itu, tidaklah baik dan bisa berakibat ke mental orang yang tersakiti. semoga orang-orang sudah mulai mengenal seed ini, kalau sering dikampanyekan seperti ini
Hapussaya sangat berharap semakin banyak sekolah yang mempraktikan lingkungan inklusif
BalasHapuskarena sangat menguntungkan baik bagi murid difabel maupun murid non difabel
peserta didik non difabel menjadi lebih bijak
sedangkan peserta difabel tidak merasa dimarginalkan
betul ambu. semoga seed bisa diterapkan di sekolah-sekolah yang memang menggabungan non difabel dan teman-teman difabel. Biar mereka semua terasa setara
HapusSeed aplikasi saya pikir di akhir paragraf ternyata untuk mendukung inklusif perlu seed (sadari, edukasi, empati dan diam).
BalasHapusseed ini untuk meningkatkan kualitas diri kakak. Harapannya nantinya bisa membangun empati dan simpati, sehingga bisa bermanfaat bagi sekitarnya
HapusBagus sekali ini, cara agar kita bisa lebih inklusif dalam keseharian. Fokus ke Ask Don’t Assume yang sebaiknya bila ingin membantu teman difabel, kita bisa bertanya dahulu. Karena kadang mereka sudah terbiasa mandiri dan merasa tidak perlu dibantu.
BalasHapusbetul mbak. ADA ini perlu banget disampaikan. Kita yang merasa ingin berempati tapi kalau malah jatuh tidak nyaman ya salah juga. Jadilah memang perlu berkomunikasi = tanyakan saja
HapusMashaAllah benar-benar dapat pengetahuan baru. Jadi tahu dan paham dengan SEED (Sadari, Edukasi Diri, Empat dan Diam). Nyatanya memang dengan supporting 4 poin penting ini, perempuan bisa bermanfaat bagi orang lain dan meningkatkan kualitas diri sendiri. Menjadi orang yang lebih baik tentunya bukan hanya menaikkan harkat pribadi tapi juga menjadikan diri kita akan dihargai dan dihormati orang lain.
BalasHapusbetul banget bunda Annie. Bila kita meningkatkan derajat diri, insyaallah pelan-pelan kita juga akan mengangkat derajat sekitar kita
HapusAwalnya aku pikir seed ini semacam bibit tumbuhan gitu mbk. Ngga taunya singkatan toh.
BalasHapusPoin2 dari SEED itu betul semua. Palagi untuk ibu. Biar bagaimanapun kebanyakan yang jadi kiblat anak2 adalah ibu. Jadi mulai dari ibu...
betul mbak. ibu yang diinisiasi karena salah satunya ya, madrasah awal buat anak-anaknya
HapusSemoga tentang SEED ini meluas ya diketahui banyak orang. Karena dengan suasana yang positif akan bermapak positif juga buat semua
BalasHapuspastinya kakak. kalau hal ini bisa dilakukan dan digaungkan, bukan tidak mungkin bisa dalam waktu singkat suasana positif bisa dibangun
Hapusyang paling berat dari SEED menurut saya adalah mengedukasi diri. Karena lebih mudah mengudukasi orang lain daripada diri sendiri hehehe
BalasHapusItu dia pak. Di Ibu Profesional, kita diminta untuk berpraktek ke diri sendiri dulu hingga ada perubahan positif yang dirasakan, barulah membagikan ke orang lain. Ketika membagikan ke orang lain, harapannya sudah punya insight pengalaman mengerjakan ilmu yang dibagikan
HapusSudah mencoba melakukan SEED juga dan terbukti sih lingkungan kita jadi lebih positif lagi. Keren nih Ibu Profesional, woman support woman..
BalasHapusBetul mbak, kalau kita pelan-pelan menerapkan seed terus mulai menyetrum ke lingkungan terdekat hingga sekitar, maka lingkungan kita akan bisa lebih positif
HapusOh jd itu toh kepanjangan dr SEED. bagus bgt, bs d terapkan k diri sendiri dl deh. Menarik bgt ini sih.
BalasHapussemoga dengan adanya seed, kita bisa lebih berempati dan pelan-pelan membangun sisi inklusif dalam diri, aamiin
Hapus