Assalamualaikum Sahabat Lithaetr,
mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan
drama Korea).
Senang rasanya berbagi cerita
tentang Ibu Profesional (IP) kepada
sahabat Lithaetr. Kali ini, saya akan menceritakan tentang beberapa syarat
menuntut ilmu bila kita mau mengikuti perkuliahan IP, khususnya Bunda Cekatan
(Buncek).
Mengapa sih, kita membutuhkan syarat untuk menuntut ilmu? Apa sih, itu Bunda Cekatan? Mungkin itulah pertanyaan-pertanyaan yang muncul di benak, sahabat Lithaetr. Biar enggak penasaran lagi, silakan lanjutkan saja membacanya di sini, ya.
Apa itu Perkuliahan Ibu Profesional Bunda Cekatan?
Sebelum kita berbicara tentang
syarat-syarat untuk menuntut ilmunya, pertama-tama, marilah kita kenalan dulu
dengan ‘Perkuliahan Ibu Profesional Bunda Cekatan’ atau teman-teman di IP lebih
sering menamakannya dengan Buncek.
Melansir dari inuprofesional.com,
Perkuliahan Buncek ini adalah sebuah program pembelajaran berjenjang yang ada
di Ibu Profesional. Program Bunda Cekatan ini adalah kelanjutan dari program Bunda Sayang.
Program Bunda Cekatan adalah program
belajar untuk para ibu dan calon ibu yang sudah lulus kelas Bunda Sayang. Di
kelas ini para ibu dilatih untuk meningkatkan kapasitas diri mereka sebagai
seorang manajer keluarga yang cekatan menjalankan peran. Itulah sekilas
pengertian tentang perkuliahan Bunda Cekatan.
3 Syarat Menuntut Ilmu di Perkuliahan Ibu Profesional Bunda Cekatan
Di setiap angkatan, selalu ada saja
yang baru tentang program pembelajaran di Ibu Profesional ini. Untuk perkuliahan
Bunda Cekatan ini sendiri baru memasuki angkatan ke-3 atau biasa disebut dengan
batch 3.
Sejak Ibu Profesional berkomitmen
untuk belajar, berkembang, dan berkarya menuju Semesta Karya untuk Indonesia,
sistem pembelajaran di Ibu Profesional pun seperti ada pembekalan terlebih
dahulu.
Oleh karena itu, kami (semua anggota
IP yang mendaftarkan diri mengikuti perkuliahan Buncek) diwajibkan untuk
mengikuti pembekalan awal Buncek atau disebut juga perkuliahan Pra Bunda
Cekatan atau Pra Buncek.
Memang apa sih, yang dipelajari di
Pra Buncek ini? Yang kita pelajari di Pra Buncek adalah kayak mengingatkan adab
atau syarat-syarat dalam menuntut ilmu di Ibu Profesional itu seperti apa.
Mengapa hal ini diperlukan? Supaya
ilmu yang nanti kita pelajari bisa mendapatkan keberkahan. Harapannya ilmunya
bisa diaplikasikan atau dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian ada beberapa syarat
yang diperlukan untuk menuntut ilmu di perkuliahan Ibu Profesional, terutama
Bunda Cekatan,
1. CoC dan Core Values
CoC atau Code of Conduct, ibaratnya ini adalah undang-undang dasarnya
komunitas Ibu Profesional. Seluruh hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh
dilakukan selama menjadi anggota IP ada di CoC ini.
Sementara Core Values ini adalah nilai-nilai yang dihargai, dijunjung tinggi,
dijalankan, dan merupakan jiwa dari sebuah komunitas. Nilai-nilai tersebut akan
mengejawantah menjadi kultur komunitas. Demikian pernyataan yang disampaikan
oleh Widyaiswara Hesti Trisnawati.
Apa saja sih, Core Values Ibu Profesional itu?
- Semangat belajar
- Terus berkembang
- Aktif berkarya
- Selalu berbagi
- Selalu berdampak
Core Values
itulah yang harapannya bisa merasuk ke sanubari para peserta yang mengikuti
perkuliahan Buncek ini.
2. Karakter Moral Ibu Profesional
Syarat keduanya adalah para peserta
bisa memiliki karakter moral ibu profesional. Apa sih yang dimaksud karakter
moral? Mbak Elva Citra Sari, narasumber kedua, yang sekaligus alumni Buncek 2
yang berasal dari IP Medan ini menjelaskan, karakter moral itu kumpulan
kualitas perilaku moral dari para Ibu Proesional, yang bisa memperlihatkan dan
mendefinisikan secara budaya sebagai seorang Ibu Profesional.
Yang mana kualitas-kualitas tersebut
digunakan sehingga seorang Ibu Profesional bermanfaat bagi orang lain dan
lingkungannya. Dasar dari karakter moral ini adalah fitrah keimanan yang kita
miliki.
Dari karakter moral ini harapannya
akan timbul karakter kinerja yang positif, sehingga kita bisa menjadi pribadi
yang baik sekaligus produktif menebar kebaikan kepada sesama.
3. Manajemen Gawai
Terinspirasi dari ‘Less is More’,
Mbak Amalia Rahmah, narasumber ketiga atau lebih dikenal sebagai Kakawi Ami
bagi alumni bunda sayang ini mengatakan kalau kita perlu melakukan manajemen
gawai.
Apa manfaat manajemen gawai bagi
peserta perkuliahan Buncek, agar kita bisa menjadi lebih produktif. Salah satu
agar bisa produktif itu ya, bisa mengatur sesuatu dengan baik, termasuk
pengelolaan dalam memakai gawai.
Apabila kita kurang fokus
dikarenakan ada pesan atau notifikasi yang masuk ke gawai, lalu lupa dengan
niat awal mau mengerjakan apa, maka yang perlu kita lakukan adalah manajemen
gawai.
Misalkan kita sudah mulai susah
mencari data atau foto yang diperlukan di gawai kita, maka kita juga perlu
melakukan manajemen gawai. Hal ini perlu dilakukan agar kita bisa lebih fokus
dan bahagia secara batin.
Jika kita bisa memanajemen gawai
dengan baik, maka kita jadi tahu pesan yang masuk ke gawai kita itu hanya pesan
penting yang kita butuhkan. Ada beberapa cara agar manajemen gawai kita bisa
berjalan dengan baik yaitu,
- Punya kandang waktu gadget
- Mengatur medsos, bukan diatur
medsos
- Unfollow atau Unfriend
itu bukan dosa
- Save contact atau request
friend bukan kewajiban
- Keluar grup WA bukan memutuskan
silaturahmi
- Bintangin entar dibaca kebanyakan
berakhir tidak dibaca
- Lebih baik googling daripada cari file bertebaran di folder downloads
- Foward info atau video yang sama ke berbagai grup sama dengan meng-copy file
sejumlah grup
- Matikan notifikasi dan lihatlah
bahwa dunia tetap berputar
Begitulah beberapa cara agar kita
bisa menggunakan gawai dengan lebih baik. Bagaimana sahabat Lithaetr, sudah
mulai mengertikan mengapa ketiga hal di atas menjadi syarat dalam menuntut ilmu
di Ibu Profesional?
Buat yang sudah mengetahui
jawabannya, silakan berikan tanggapannya di kolom komentar, ya. Oh iya, biar
kita juga semangat menuntut ilmu, ada baiknya kita perlu meningkatkan gizi dengan memakan sayuran, lo. Terima kasih.
ngeri deh bunda litha udah perkuliah bunda cekatan. Semoga dimudahkan proses belajar ya bunda. Terima kasih sudah berbagi materinya di sini. Jadi banyak belajar juga setelah membacanya
BalasHapusBismillahirrahmanirrahim, mumpung masih dimampukan mbak Shafira. Mbak Shafira juga keren kok. Aamiin aamiin ya Allah, InsyaAllah nanti mencoba berbagi ilmu bunceknya di blog lagi
HapusMengatur medsos, bukan diatur medsos. Hahahaha. Ngakak sendiri saya baca bagian ini. Ini problem emak-emak nih, termasuk saya sendiri kadang juga terkesan 'diatur medsos. Berkat baca ini jadi semangat buat mendisiplinkan diri.
BalasHapusSaya pun menulis ini sebagai pengingat untuk diri sendiri, kakak. Soalnya memang dengan sosmed ini harus benar-benar fokus biar tetap bisa sesuai sama tujuan awal mau ngapain
Hapuskeren banget nih kegiatan belajar di kelas Bunda Cekatan sangat produktif dan inspiratif. Bener banget sih emang, kadang tu buka hp niatnya mau ngapain, eh malah ngapain mesti di atur lagi manajemennya
BalasHapusBetul mbak, karena itu kita mesti fokus dan seakan kayak pasang kacamata kuda biar tetap sesuai dengan tujuan semula.
Hapuswah bener banget, menentukan core value itu sangat penting agar kita semakin semangat untuk menjalaninya :D
BalasHapusBetul mbak, biar kita bisa tetap sesuai dengan tujuan dalam menjalankan kehidupan ini
HapusKok saya setuju ya mbak dengan kalimat unfollow dan unfriend itu bukan dosa. Karena Saya pun jika tak nyaman maka akan melakukannya. Btw, ikut Bunda Cekatan harus punya anak kah mba ? jika harus, sayang banget saya ga bisa gabung
BalasHapusEnggak mbak, ikutan bunda cekatan ini boleh yang masih single juga kok. Ada rekan-rekan saya yang single ikutan kelas bunda cekatan ini. Cuma syaratnya, harus sudah lulus kelas matrikulasi dan kelas bunda sayang.
Hapus