Assalamualaikum
Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia lifestyle,
parenting, inspirasi, dan hiburan
(musik, film, buku, dan drama Korea).
Sahabat
masih ingat Lokakarya Literasi FilmVoila? Kalau lupa atau belum tahu apa itu, silakan klik saja tulisannya.
Sekarang saya akan mencoba merangkum apa yang saya pelajari di hari kedua Lokakarya
Literasi Film Voila.
Di
hari kedua ini, kami diajari untuk membaca film. Bagaimana cara membaca film?
Menurut Kakak Obe Wida (Kak Obe), Pemateri kedua sekaligus salah satu anggota
dari In-Docs, ada 3 cara untuk membaca sebuah film. Apa sajakah caranya? Tetap
terusin membacanya ya, sahabat.
Mengenal Istilah Film
1. Frame
Frame adalah 1 gambar
yang tidak berjalan (foto). Menurut penjelasan Kak Obe, yang dimaksud frame itu adalah satu gambar tunggal
dalam ukuran bingkai tertentu yang merupakan bagian dari film. Biasanya ada 24 frame untuk 1 scene-nya. Ukuran frame
ini ada bermacam-macam seperti 4:3 untuk televisi. Sementara 16:9 untuk film.
2. Shot
Shot adalah 1 gambar
berjalan (video). Bahasa sederhananya shot
itu adalah suatu rangkaian gambar hasil rekaman tanpa ada jeda. Satu shot terbentuk saat kamera dipencet
tombol record atau rekam dan berakhir
ketika tombol record atau rekamnya
distop atau diberhentikan.
3. Cut
Cut itu adalah
momen transisi pergantian shot. Jika
sebuah rekaman sudah ada jeda, biar hasil videonya enak dilihat perlu yang
adanya proses cut ini.
4. Scene
Scene adalah kumpulan
shot yang dijahit dengan cut tertentu selama 1 latar tertentu.
Definisi lainnya yaitu tempat atau setting
di mana suatu kejadian berlangsung. Dalam 1 scene,
bisa terdiri dari 1 shot atau lebih
yang sudah disusun sedemikian rupa sesuai ceritanya.
5. Act
Act adalah kumpulan
scene dalam 1 pembabakan tertentu.
Bahasa sederhananya itu act adalah
langkah awal dalam membuat jalan cerita. Sahabat lithaetr, mungkin sudah tahu
tentang pembagian babak dalam menentukan jalan cerita seperti perkenalan,
konflik, dan penyelesaian konflik. Nah, act
adalah babak-babak tersebut.
6. Plot
Plot adalah kumpulan
act sebagai jalan cerita dalam film.
Plot ini adalah alur cerita keseluruhan dari sebuah film yang sudah dapat kita
nikmati sebagai sebuah karya audio visual.
Itulah
beberapa istilah film yang sahabat Lithaetr, perlu ketahui sebelum membaca
sebuah film. Untuk membaca semua film ternyata cukup rumit, tapi saya akan
mencoba membahasnya secara sederhana, ya.
3 Cara Membaca Film di Lokakarya Literasi Film Voila 2021 Hari 2
Dalam
mempelajari membaca film ini kami membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam, sudah
termasuk dengan pemaparan materi dari Kak Obe dan diskusi atau mempraktikkan
membaca sebuah film.
Dalam
Lokakarya Literasi Film Voila 2021, kami diberikan 3 pilihan film pendek untuk
dibaca yaitu Nameless Boy, Sunday Story, dan Kapur Ade. Dari 3 film
itu kami diminta untuk memilih, film mana yang akan kami baca, saya pribadi
memilih Sunday Story untuk dibaca.
Berikut
ini adalah film pendek Sunday Story atau
Kisah di Hari Minggu, karya Fourcolours
Film,
1. Identifikasi film
Dalam
mengindentifikasikan sebuah film, kita perlu mengetahui seperti apa plot-nya, siapakah tokohnya, dan style-nya seperti apa. Kemudian untuk
mendapatkan style-nya seperti apa,
kita perlu mengetahui apa itu konten adegan, visual, dan audio.
Mengapa
kita perlu mengidentifikasi film dengan detail? Agar semakin kita peka pada
tiap detail, semakin kita mudah nantinya untuk menafsir tawaran dari film maker.
Bila
durasi film terlalu banyak, contoh film serial, kita bisa fokus dulu dengan
yang paling berkesan atau kita kira-kira atau terka dahulu apa sih, makna di
baliknya, meski sebenarnya kita belum tahu.
Lalu,
apa itu konten adegan? Konten adegan adalah apa yang terjadi dengan tokoh.
Contohnya: Adegan tokoh tidur. Kemudian yang dimaksud konten visualnya adalah
bagaimana adegan itu digambarkan. Contoh: Adegan tokoh tidur. Visualnya,
seorang laki-laki tidur di atas kasur di kamar yang terlihat rapi. Kamarnya
rapi karena baju-baju terlipat dengan baik di setiap rak dan ada beberapa baju
tergantung. Warnanya tampak gelap, karena hanya seperti mengandalkan cahaya
matahari pagi.
Sementara
untuk konten audionya, apa saja yang kita dengar dari sebuah adegan yang sedang
terjadi. Apakah ada dialognya, apakah ada suara atmosfir seperti suara jalan
raya, dan lain sebagainya.
Itulah
sekilas bagaimana cara kita untuk mengindentifikasikan sebuah film. Tentu saja
agar terbiasa dengan detail kita perlu banyak praktik.
2. Menafsir konsep
Setelah mengidentifikasi, kita perlu menafsir konsep sebuah film. Untuk menafsir konsep ini, kita perlu tahu bagaimana fokus atau pola. Lalu perlu juga mengetahui tema atau topiknya. Kemudian film ini dibuat dari sudut pandang siapa. Lalu intensi filmnya seperti apa. Saya akan mencoba menjelaskan satu per satu.
Apa
itu fokus atau pola? Ini lebih ke konten yang menjadi kunci atau menarik
perhatian. Bisa kita tentukan dari konten yang paling berkesan. Lalu, konten
yang paling banyak atau sedikit munculnya. Bisa juga konten yang paling
berbeda.
Untuk
menentukan tema atau topik atau isu sebuah film kita perlu membagikan film ke
dalam plot. Apakah ceritanya ‘memajukan’ di awal cerita, kemudian ‘menghambat’
di tengah, dan ‘berlanjut’ di akhir atau seperti apa.
Untuk
sudut pandang ini kita diminta untuk siapakah tokoh yang dibuat aktif, pasif,
dan lain sebagainya. Kalau semisal bingung atau ragu-ragu, percayakan pada
emosi atau insting kita, kemudian di cross
check lagi dengan konten kuncinya.
Sementara
untuk intensi film itu lebih ke apakah jalan ceritanya selesai atau
menggantung. Kemudian, siapa yang menjadi tokoh utama lalu yang mendukung tokoh
utama dan menentangnya, kemudian kapan film
maker melakukan dramatisasi dalam filmnya, dan refleksi yang didapat (kita bisa
berikan sudut pandang lain atau opini pribadi) dari filmnya.
Dengan
membaca pola, tema atau topik, sudut pandang, dan intensi sebuah film,
harapannya kita bisa membaca gagasan yang dimunculkan oleh film maker. Saat saya membaca film pendek Sunday Story atau Kisah di Hari Minggu gagasan yang diberikan oleh film maker-nya adalah konflik yang
diangkat sering atau bisa saja terjadi di keluarga manapun. Mengangkat tokoh
seorang ibu rumah tangga yang selalu menyiapkan segala sesuatunya untuk
keluarga di pagi hari, wajar jika lupa hari, termasuk hari Ahad atau Minggu.
Film ini juga mengangkat topik bagaimana cara berkomunikasinya sebuah keluarga
menengah, khususnya etnis Jawa.
Itulah
sekilas yang dimaksud dengan menafsir konsep sebuah film. Bagaimana sudah mulai
tercerahkan, sahabat? Jangan beranjak dulu, karena masih ada satu cara lagi
untuk membaca sebuah film.
3. Menentukan konteks
Dalam
menentukan konteks kita perlu tahu apa itu konteks personal, film, dan
non-film. Saya akan mencoba menjelaskannya satu per satu. Mari kita mulai dengan
konteks film terlebih dahulu, ini adalah mencari perbandingan dari film-film
yang hampir sama atau sejenis. Bisa sejenis atau hampir sama karena mengangkat
tema yang sama misalkan, dan lain sebagainya.
Lalu,
yang dimaksud dengan konteks non-film itu mencoba membandingkannya dengan norma
atau realita sosial, atau nilai yang kita anut, dan lain sebagainya. Kemudian
konteks personal itu menaruh pemahaman yang kita pegang teguh atau alami. Bisa
juga mengambil sudut pandang orang lain yang pernah mengalami kejadian serupa
atau apa yang dipercaya oleh masyarakat pada umumnya.
Bahasa
sederhananya di poin ketiga ini kita bisa memberikan pendapat atau opini kita
terhadap film sesuai dengan 3 poin tadi. Kalau mengambil contoh film pendek Sunday Story atau Kisah di Hari Minggu,
saya mencoba menentukan konteksnya seperti ini,
Saya
merasa kejadian yang terjadi di Sunday
Story bisa terjadi juga di keluarga saya, karena saya juga ibu rumah tangga
yang suka lupa tanggal dan hari. Cuma saya kurang setuju dengan tindakan ibu
yang menyiram air saat membangunkan bapak. Sebab, menurut saya, sekali-sekali
seorang ayah perlu lebih istirahat karena sudah menjadi tulang punggung
keluarga satu-satunya.
Film
yang mengangkat tema serupa yaitu drama Korea reply 1988 dan keluarga cemara. Itulah gambaran sekilas saya menentukan
konteks film pendek Sunday Story atau
Kisah di Hari Minggu.
Bagaimana
sahabat Lithaetr, sudah mulai tercerahkan bagaimana cara membaca sebuah film?
Memang sejatinya kita tetap harus banyak praktik agar kita bisa lebih terbiasa
dengan detail dari sebuah film, agar kita bisa semakin membaca maksud atau
tujuan dari sebuah film.
Dikarenakan
Lokakarya Literasi Film Voila 2021 belum selesai dan masih menyisakan 1 materi
lagi dan tugas terkait membaca film baru akan dibahas di hari Jumat nanti,
hasilnya yang sudah saya kerjakan seperti contoh di atas benar atau salahnya
akan saya ceritakan di tulisan berikutnya, ya. Jadi, terus simak tulisan
menarik lainnya di blog ini, ya. Terima kasih.
Keren banget sih kak acaranya, jujur aku kayak sedih gitu bisa ketinggalan eventnya duh ke mana saja aku ini. Selalu suka dengan materi-materi pembedahan film gini. Cerita panjang atau pendek yang satu-kesatuan bisa dipecah dan ditelaah sampe kita akhirnya paham makna tersirat dan tersurat yang ada, top banget! Ditunggu update kegiatan selanjutnya yah kak.
BalasHapusSaya selalu kagum dengan ulasan Kak Arai tentang film maupun dramanya. Sudah dalam banget. Ayo Kak, kita japrian kalau ada acara-acara pelatihan film. Saya juga suka banget kalau berbicara dan menelaah film.
HapusBaca ini jadi tahu sedikitnya istilah-istilah film yang sering digunakan. Dulu mentok-mentok tahunya cuma frame atau scene hehe
BalasHapusAlhamdulillah, jika bisa memberikan pengetahuan baru buat kakak. Terima kasih sudah berkenan membaca dan meninggalkan jejak, kakak
HapusKeren nih artikelnya. Singkat padat. Baru ngerti sekarang istilah-istilah perfilman. Tadi rada rancu antara shoot dan shot. Haha...beda jauh...
BalasHapusIya bener, jadi tercerahkan setelah baca artikel ini. Makasih Mbak
Makasih kembali sudah berkenan membaca dan meninggalkan jejak di blog saya, mbak Hani
HapusSaya suka nonton film tapi engga paham dng istilah2nya..setelah baca artikel ini jadi paham de h btw kalau menghafal script dialog itu apa hrs sama persis setitik komanya ya? masih kepo saya ..
BalasHapusSemua tergantung kesepakatan dengan sutradara dan penulis naskahnya, kakak. Soalnya setiap adegan pasti sudah dipikirkan durasinya, jadi kalau ada perubahan apapun termasuk dialog, pasti ada sesi diskusi dan disesuaikan dengan durasi. Kalaupun mau ada improvisasi tetap tidak jauh dari dialog yang sudah ada.
HapusPeristilahan film ternyata begini ya, baru ngeh sekarang nih kak. Bisa2 kak aray ntar jadi sutradara ya kak, udah paham tentang film hehe
BalasHapusHehehe, kak Aray itu memang suka dan sering ikutan training perfilman. Jadilah memang pengetahuan soal filmnya keren dia.
HapusInformasi yang sangat menarik nih mba. Saya tahunya cut itu berhenti akting untuk pemain ternyata penafsirannya agak kurang tepat ya mba. Kan biasanya cut itu pemain film harus mengulangi adegannya kembali ya
BalasHapusItu istilah untuk sutradara, mbak. Tapi kalau istilah buat editing film cut itu adegan yang kurang pas, jadi harus dipotong
HapusSaya beberapa kali nonton film di vidsee, dan film2nya bagus-bagus dan banyak mengandung pesan. Membaca film ini nolong banget ketika kita mereview film ya kak
BalasHapusIya kakak, betul. Membaca film seperti ini, bisa membuat kita lebih menikmati menonton film dan mereview film
HapusKeren event komunitasnya ini, Mba share di sini jadi tambah pengetahuan saya tentang dunia perfilman. Pernah denger sepintas-sepintas tapi enggak ngerti artinya, makasih udah sharing Mba
BalasHapusTerima kasih juga sudah berkenan mampir mbak
BalasHapus