3 Alasan Manusia adalah Makhluk yang Cepat Beradaptasi
Assalamualaikum Sahabat Lithaetr,
mari masuki dunia lifestyle, parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film,
buku, dan drama Korea).
Di tulisan kedua ini saya mau
mencoba membahas soal adaptasi, khususnya manusia dikatakan sebagai makhluk
yang cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Kok tumben menyerempet pelajaran
biologi, nih? Iya, karena saya baru mencoba memenuhi tantangan dari rumbel menulis (RBM) Ibu Profesional
(IP) Jakarta.
Setiap bulan Oktober di RBM
mengadakan tantangan ‘Writober’, sebagai sarana agar para anggotanya kembali
mengasah kemampuan menulisnya. Selain itu, agar kami (anggota RBM IP Jakarta)
juga memiliki pengetahuan terhadap kosakata baru.
Yang mana dari kosakata baru ini,
kami diminta untuk menjelaskannya sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman kami
masing-masing. Luar biasanya, tulisan dari kosakatanya pun menjadi variatif dan
unik.
Kali ini kosakata kedua yang diberikan
dalam tantangan ‘Writober’, adalah adaptasi. Oleh karena itu, saya akan mencoba
membahas alasan manusia selalu bisa beradaptasi dengan lingkungannya secara
cepat. Penasaran? Ikutin terus penjelasannya di sini, ya.
Pengertian dari adaptasi
Diambil dari merdeka.com
(25/6/2020), adaptasi merupakan salah satu cara bagaimana makhluk hidup
mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Kalau makhluk
hidup tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungan, maka ia akan dapat bertahan
hidup. Begitu pun sebaliknya.
Bagi makhluk hidup yang tidak mampu
menyesuaikan diri, maka ia akan berisiko mengalami kepunahan. Adapun pengertian
adaptasi dari pandangan beberapa tokoh adalah sebagai berikut,
* Lamarch (1744-1829)
Adaptasi merupakan perubahan yang
dilakukan oleh makhluk hidup dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Di
mana tingkat perkembangan suatu organ sebanding dengan penggunaanya.
* Rohadi (2016)
Adaptasi adalah kemampuan makhluk
hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya. Penyesuaian ini
berupa bentuk tubuh, penyesuaian tingkah laku, dan penyesuaian bentuk tubuh.
Dari pengertian-pengertian tersebut,
saya pun mencoba untuk mencari alasan, bagaimana manusia bisa cepat beradaptasi
dengan lingkungannya. Setelah melakukan perenungan secara pribadi. Ternyata
saya menemukan beberapa alasannya.
Alasan manusia adalah makhluk yang cepat beradaptasi versi lithaetr
1. Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung
Peribahasa tersebut menurut saya,
menjadi alasan yang pertama. Mengapa? Sebab, peribahasa ini saya alami sendiri
di saat remaja dulu. Begini ceritanya, saya yang lahir dan besar di Ibukota,
Jakarta, terbiasa boleh berteman dengan siapa saja dengan lebih bebas. Akan tetapi
hal tersebut berubah, ketika saya bersekolah di kota pelajar, Yogyakarta.
Di Jogja (sebutan Kota Yogyakarta),
masih menjunjung tinggi adat istiadat jawa, sehingga cara berkomunikasi antara
lawan jenisnya pun memiliki aturan-aturannya sendiri. Saat di Jogja, bila
mengobrol berdua saja dengan lawan jenis bisa dianggap kurang sopan atau bisa
disebut sebagai perempuan kurang baik.
Makanya disarankan kalau berbicara
dianjurkan untuk di tempat terbuka dan ada muhrim yang menemani, kalaupun bukan
muhrim (orang yang haram untuk dinikahi, seperti ayah, kakak, dan adik
kandung), bisa minta ditemani oleh teman atau sahabat yang sejenis kelaminnya.
Intinya silakan mengobrol yang baik
tanpa menimbulkan fitnah. Butuh waktu bagi saya untuk beradaptasi mengenai hal
tersebut. Bukan karena saya sering ngobrol
dengan laki-laki berdua saja, tapi cara berbicara dan sikap dalam mengobrolnya
itu yang membuat saya agak kesulitan.
Bagi saya yang memiliki saudara
sepupu laki-laki, saya terbiasa berbicara santai dengan para lelaki. Namun,
ternyata kalau menurut penilaian beberapa orang saya yang mudah bercanda dan
tertawa dengan siapa saja, khususnya ke teman laki-laki, bisa menjadi masalah
juga.
Oleh karena itu peribahasa ‘Di mana
bumi dipijak, di situ langit dijunjung’, menjadi alasan mengapa manusia harus
cepat beradaptasi dengan lingkungannya.
2. Di kala kepepet muncul ide-ide cemerlang
Poin nomor dua ini alasan klasik
sebenarnya, betul? Bagi para pecinta yang suka mengerjakan sesuatu mepet-mepet
dengan batas waktu akhir pengumpulan tugas, seperti saya, pasti menggunakan
prinsip kalau kepepet suka muncul ide cemerlang.
Prinsip itulah juga akhirnya membuat
manusia menjadi cepat bisa beradaptasi di mana pun ia berada. Apalagi kalau
kita harus bertahan hidup, karena kepepet kita pun akan berjuang keras untuk
bisa bertahan dengan situasi yang ada.
3. Fitrah manusia sebagai khalifah
Memiliki fitrah sebagai seorang
khalifah atau pemimpin, membuat manusia tersistem untuk bisa cepat beradaptasi
di mana pun ia berada. Oleh karena itu, salah satu alasan mengapa sebagai orang tua, kita juga berperan untuk mendidik anak-anak agar bisa memiliki
kepribadian yang kuat, sehingga bisa memiliki daya juang tinggi terhadap
problematika hidup.
Itulah alasan-alasan manusia adalah
makhluk yang cepat beradaptasi dengan lingkungan. Kalau sahabat lithaetr
sendiri, sering menerapkan poin ke berapa untuk beradaptasi dan bertahan saat
cobaan melanda? Silakan berikan tanggapannya, terima kasih.
Posting Komentar
Posting Komentar