3 Pesan dalam Alquran tentang Pendidikan Anak Tanggung Jawab Orang Tua
|
Assalamualaikum sahabat lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).
Jika di postingan sebelumnya, membahas bahaya jika anak kecanduan gadget, maka hari ini saya mencoba membahas siapakah yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak? Saat saya mengikuti workshop di sekolah si sulung, Ustadz Parina (Kepala Sekolah SDIT Al-Kawaakib) mengatakan, ada 3 guru dalam kehidupan anak-anak, pertama orang tua, guru di sekolah, dan ketiga lingkungan sekitarnya. Kalau ketiga guru ini bersinergi dengan baik dalam hal mengajarkan kebaikan, Insyaallah anak-anak akan tumbuh menjadi anak baik.
Setelah mendengar perkataan beliau, akhirnya saya mencari tahu lebih jauh, tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak. Apalagi beberapa data sudah menunjukkan dan tidak bisa dipungkiri rusaknya generasi hari ini, dikarenakan mereka mengkonsumsi pornografi. Jika kerusakan tersebut sudah permanen maka akan sulit bagi kita (orang tua) untuk memperbaiki. Oleh karena itu, kita butuh sudut pandang sendiri untuk menilai sebuah zaman di era ini dan mengubah strategi parenting dalam menghadapi zaman ini. Strategi parenting inilah yang harus dipelajari, dilatih, dan berkomitmen berpegang pada konsep serta metode pendidikan yang benar, diantaranya tumbuhkan minat membaca anak sejak dini dan memilihkan idola terbaik bagi anak-anak.
Selain itu, ketahuilah wahai para orang tua, bahwasannya pendidikan adalah kunci perubahan sosial. Dengan pendidikan, karakter seseorang bisa dirombak hingga akarnya. Mengapa demikian? Sebab, pendidikan itu bersifat rekonstruktif. Lewat pendidikanlah, karakter yang telah usang bisa dirobohkan, dibersihkan, kemudian ditanamkan nilai-nilai yang baru. Karena itulah, fondasi awal menjadi teramat penting dalam mendidik anak-anak kita dan pesan kalau pendidikan anak itu tanggung jawab orang tua ternyata sudah terdapat dalam Alquran. Mau tahu bagaimana isi pesan tersebut? Ikutin terus yuk, tulisannya di sini.
1] Manusia itu umat terbaik yang mengajak ke kebaikan
Manusia umat terbaik yang mengajak ke kebaikan |
Dalam surah Ali Imran ayat 110, Allah berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, mengajak kebaikan, mencegah dari keburukan, dan beriman kepada Allah.”
Pada hakikatnya, kita umat Islam adalah manusia-manusia terbaik yang dilahirkan ke muka bumi ini. Kita diciptakan oleh Allah Swt. agar menjadi khalifah atau pemimpin yang bisa mengelola dan memakmurkan alam semesta ini. Hal inilah yang harus menjadi pegangan kita sebagai orang tua, kalau anak-anak kita adalah spesial dan sudah menjadi yang terbaik. Kitalah yang tanpa sadar mencederai ciptaan Allah yang terbaik itu.
Rasulullah bersabda, “Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (Islam). Kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nasrani.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Anak kita yang baru lahir ibarat kertas putih yang masih polos, tergantung orang tuanyalah mau menulis apa di atas kertas putih tersebut. Jika orang tuanya mengukir kebaikan dan kebaikan itu melekat, maka itulah yang akan menjadi karakternya sampai dewasa. Begitu pun sebaliknya, bila orang tuanya mengukir keburukan karena kurangnya ilmu yang kita miliki dan keburukan itu melekat, maka hal itulah yang menjadi karakter anak-anak kelak. Oleh karena itu sebagai orang muslim, sejatinya pendidikan Islamlah, dengan konsep dan metode pola asuh maupun pola didiknya yang mampu menjawab segala permasalahan yang ada saat ini.
Konsep dan metode pendidikan Islam tak lekang oleh zaman. Sebutlah dalam mendidik anak maka sasaran utamanya adalah pola berpikir dan pola perilaku anak, maka perlu mendefinisikan apa itu berpikir, apa saja unsur berpikir, bagaimana proses berpikir, level berpikir, metode berpikir, bagaimana anak bisa paham, dan sebagainya. Begitu pun juga dengan pola perilaku, perlu juga kita mendefinisikan apa itu perilaku, apa yang membuat anak melakukan sesuatu, apa yang mempengaruhi perilaku anak, gejala emosional yang muncul dilihat dari perilaku, apa itu naluri, macam-macam naluri, bagaimana naluri itu bisa dikendalikan. Kemudian, bagaimana anak bisa tangguh menghadapi konflik, dan sebagainya.
Berdasarkan kepada konsep pendidikan tersebut, penulis berpendapat kalau anak-anak perlu cinta membaca dan memiliki idola terbaik, agar bisa dijadikan sebagai role model dalam kehidupannya kelak.
2] Pendidikan sesuai fitrah
Pendidikan sesuai fitrah |
Sudah sering disinggung oleh banyak pakar tentang pendidikan sesuai fitrah ini. Dalam Islam, sesungguhnya sudah menjelaskan konsep yang unggul bagi kecerdasan, ketahanan, dan ketangguhan anak dalam meraih kesuksesan hidup. Tidak hanya sukses untuk pribadinya, tapi juga dia bisa sukses menaklukan dunia. DR. Khalid Ahmad Syantut, dalam bukunya yang berjudul ‘Rumahku Madrasah Pertamaku’ mengungkapkan, kalau ada 4 aspek pendidikan yang dijadikan fondasi dasar bagi pendidikan anak-anak, yaitu:
1. Pendidikan Ruhiyah
2. Pendidikan Akal
3. Pendidikan Jiwa
4. Pendidikan Jasmani
Namun, penerapan pendidikan tersebut tidaklah mudah. Menurut Yusuf Qardhawi, pendidikan memiliki tahapan yang panjang, butuh waktu lama, penuh dengan kesulitan, dan menuntut kerja estafet antar generasi. Artinya, pendidikan Islamlah satu-satunya cara untuk mencapai tujuan tersebut. Agar tujuan ini bisa lebih mudah tercapai, kita harus mendidik anak-anak sejak usia dini. Karena, di usia dini inilah merupakan masa yang paling penting dalam pendidikan. Semakin kecil usia anak-anak, semakin dekat ia dengan fitrahnya. Apa itu fitrahnya? Tentu saja, fitrahnya adalah Islam, sebagaimana yang Allah firmankan dalam surah Ar-Rum ayat 30,
“Tetaplah di atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan dalam ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus.”
Secara konsep dan metode Pendidikan Islam itu baku dan tidak berubah. Dari zaman dulu hingga kini konsep Pendidikan Islam bertujuan agar membentuk kepribadian Islam. Apa itu kepribadian Islam? Yaitu membentuk manusia yang tangguh, berpengaruh, dan memimpin. Ketika anak memiliki kepribadian Islam seperti itu, maka dia akan dapat menjalani hidup dengan kesuksesannya sebagai insan kamil yang tidak hanya mulia di dunia, juga mulia di akhirat, dan punya ketahanan menghadapi zaman.
Membentuk anak memiliki kepribadian Islam inilah yang harus menjadi focus orang tua sebagai fondasi awal pendidikan bagi anak-anak. Karena, fondasi awal teramat penting dalam mendidik anak-anak dan bangunlah fondasi awal tersebut dengan nilai-nilai Islami. Dengan fondasi tersebut, kita dapat dengan mudah mengembangkan fitrah yang telah Allah tanamkan dalam diri anak-anak. Kini, yang perlu kita yakini adalah konsep Pendidikan Islam itulah satu-satunya dan konsep terbaik yang sangat aplikatif, detail, serta jalan nan diridhai Allah Swt.
Konsep Pendidikan Islam tidak akan pernah lekang dimakan waktu, walau pun kita berhadapan dengan ancaman dunia digital. Yang perlu dilakukan kini hanyalah mengubah strategi pendidikan dan parentingnya. Jadi yang kita butuhkan itu adalah ilmu mendidik, metode mendidik, kreativitas, dan sarana mendidik, serta pengorbanan dalam mendidik agar orang tua tahu jalan mendidik yang bisa mengantarkan anak-anak memiliki kepribadian Islam yang tangguh. Iya, itulah tugas utama dan kewajiban kita sebagai orang tua, yaitu menjadikan anak-anak generasi digital ini memiliki kepribadian Islam.
3] Orang tua akan dimintai pertanggung jawaban terhadap pendidikan anak-anaknya
Orang tua akan diminta pertanggung jawaban |
Benarkah orang tua yang bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan anak-anaknya dan di akhirat nanti kita akan dimintai pertanggung jawabannya? Inilah jawaban yang diberikan oleh DR. Khalid Ahmad Syantut, “Ayah-bunda, kita pasti tahu bahwa rumah, sekolah, lingkungan, dan masyarakat merupakan pilar-pilar penting pendidikan. Tapi, kita pun harus tahu bahwa pilar pertama dan terkuatnya adalah rumah. Di rumahlah anak-anak bernaung untuk pertama kalinya. Di rumah pula anak-anak banyak menghabiskan waktunya. Oleh karena itu, pengaruh Pendidikan yang kita berikan kepada mereka di rumah teramat besar.”
Ia memaparkan, orang tualah adalah manusia terhebat di muka bumi, dalam pandangan anak-anaknya. Oleh karena itu, anak-anak lebih banyak meniru dan mengikuti orang tuanya daripada ke orang lain. Di saat yang sama Allah juga menjadikan anak-anak sebagai amanah bagi kita. Kelak kita akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan-Nya atas apa yang kita lakukan terhadap mereka. Penjelasan tersebut pun, sesuai dengan firman Allah dalam surah At-Tahrim ayat 6,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.”
Dari dua penjelasan itu saja, sudah bisa diambil kesimpulan kalau kitalah sebagai orang tua yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak. Sebab, Allah telah menanamkan fitrah Islam dalam anak kita. Maka Allah pun memberikan tanggung jawab kepada kita untuk menjaga fitrah tersebut, agar bisa tetap ada dalam diri anak, tumbuh, dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, Islam sangat peduli terhadap kualitas keluarga. Keluarga harus menjadi tempat yang tenang dan hangat untuk anak. Keluarga juga harus menjadi fondasi pendidikan yang lekat dengan anak, khususnya di fase usia dini. Jika di fase ini anak-anak didukung oleh asuhan dan bimbingan yang tepat, maka mereka akan menjadi lebih kokoh dan kuat untuk menghadapi cobaan saat beranjak dewasa.
Itulah 3 pesan dalam Alquran tentang tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya. Yuk, kita sama-sama belajar dan terus memperbaiki diri dalam mendidik serta mendampingi anak-anak. Bagaimana strategi menumbuhkan minat membaca dan siapakah idola yang pantas anak-anak ketahui? Silakan ikuti terus tulisannya di sini, ya.
Makasih sharingnya, Mbak. Menjadi orang tua seperti yang Allah inginkan adalah misi terberat saya saat ini. Semoga bisa menyelesaikan dengan baik.
BalasHapusSaya pun selalu merasa masih kurang mbak. Soalnya masih terus belajar dan berusaha mengurangi frekuensi kesalahan dahulu. Bismillah semoga kita selalu di mampukan ya, mbak.
HapusOrang fua harus terus mengupdate diri agar bisa mendidik anak dngan baik
BalasHapusSetuju mbak. Sebab sejatinya mendidik serta mendampingi anak-anak adalah pembelajaran orang tua seumur hidup.
HapusSuka dengan topik artikel ini... menguatkan lg semangat kita dlm mendidik anak2 sesuai dg tuntunan Alquran. Benar, kelak kita yg akan dimintai pertanggungjawaban terhadap pendidikan anak ya
BalasHapusSemoga kita di mampukan untuk mendampingi dan mendidik dengan cara terbaik ya, mbak. Saya masih terus banyak belajar juga, soalnya masih terus merasa kurang
Hapusorang tua sejatinya memang madrasah utama anak
BalasHapusmakasih ya mba share tulisannya
sangat bermanfaat
Semoga kita di mampukan mendampingi dan mendidik anak-anak dengan cara terbaik ya, Bun. Terima kasih sudah berkenan berkunjung ke blog sederhana ini
HapusSaya jadi berpikir, sebenarnya dengan adanya wabah ini mengembalikan orangtua kembali pada tanggungjawab penuh pada anak2. Walau saya gak mungkiri saya juga butuh kehadiran guru utk anak2 saya. Sebagai pelengkap supaya hidup mereka lebih berwarna.
BalasHapusBetul banget mbak Emmy. Salah satu dampak yang menurut saya luar biasa ya, itu mbak, orang tua kembali bertanggung jawab penuh terhadap anak-anak. Saya pun semakin menghargai jasa guru karena mendidik itu tidak mudah
HapusTerima kasih tulisannya, saya suka dan bermanfaat bbanget.
BalasHapusTerima kasih ya, mbak sudah berkenan mampir. Saya masih sering salah. Jadinya belajar terus.
HapusWaah terima kasih sudah mengingatkan mba. Memang pendidikan anak utama ya dengan orangtuanya ya. Dan hendaknya kita orang tua mencari ilmu ttg ini agar anak tumbuh sesuai fitrahnya.
BalasHapusBetul mba. Tetap semangat dan semoga kita selalu dimudahkan dalam mendampingi anak-anak ya, mbak
Hapus