Assalamualaikum Sahabat
Lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film,
buku, dan drama Korea).
“Kalau yang enggak pernah tahu Arsa sama Hiro bayi,
pasti mikirnya ini anak-anak enggak pernah gemuk. Padahal waktu bayi, semua
anaknya Bunda tuh bulet semua, ya kayak Kia ginilah.” ujar Mpok Dijah.
“Iya, Emang ASInya Bunda itu bagus. Walaupun dulu
kerja juga, tetap cukup banget buat anak-anak,” kata Mpok Mimin.
“MasyaAllah, Alhamdulillah ... aamiin, insyaAllah
berkah dan cukup buat anak-anak ya, Mpok,” jawab saya.
Itulah percakapan di pagi
hari, ketika para tetangga melihat penampilan Kia terkini. Sampai ada yang
bertanya juga ke saya, apa sih kunci suksesnya biar bisa mengASIhi anak-anak, baik
saat masih bekerja hingga kini sudah di rumah? Waktu pertanyaan itu muncul,
saya belum yakin dengan jawaban saya. Makanya saya perlu beberapa referensi dan
waktu untuk menjawabnya. Akhirnya kini, saya sudah berani menjawab pertanyaan
tersebut. Semoga jawaban saya ini bisa menjadi solusi dari kegundahan para ibu pejuang
ASI.
Perjuangan menjadi seorang ibu tidak berhenti di proses melahirkan saja, tetapi proses menyusui atau mengASIhi juga butuh perjuangan. Apalagi buat para ibu baru yang belum pernah memiliki pengalaman sama sekali soal menyusui. Maka ketika proses menyusui itu dilalui, kemungkinan timbul berbagai masalah bisa saja terjadi. Apabila masalah-masalah ini tidak bisa diatasi dengan baik, maka bisa menjadi penyebab kegagalan ibu dalam MengASIhi. Memang apa saja sih penyebab kegagalan itu? Silakan ikutin terus penuturan saya ya, sahabat.
Gambar: pixabay |
Sudah mulai banyak yang
mengetahui kalau ASI itu adalah makanan terbaik bagi bayi. Namun, belum banyak
yang paham bagaimana cara mengASIhi bayi dengan cinta, bahagia, dan rileks.
Sebab, jika pengetahuan tentang mengASIhi tidak diketahui secara utuh, maka
bisa saja ibu akan terjebak dalam masalah yang akhirnya membuat proses menyusui
itu gagal. Dilansir dari medcom.id (05/08/2019), dalam proses menyusui seorang
ibu akan mengalami beragam hambatan. Salah satunya ketika ASI-nya hanya keluar
sedikit, bahkan tidak keluar, disebut ASI gagal. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebaiknya ketahuilah penyebabnya terlebih dahulu.
Seorang Satuan Tugas ASI IDAI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia) dr. Wiyarni Pambudi, SP.A mengatakan, “Menyusui itu
perlu persiapan. Untuk bayi, menyusu pada ibu itu sudah insting. Tapi untuk
ibu, menyusui itu skill, jadi membutuhkan sebuah ilmu.”
Dari pernyataan dr.
Wiyarni-lah, akhirnya saya mencoba mencari masalah-masalah yang biasa terjadi
ketika menyusui. Mungkin saja, masalah-masalah inilah yang menjadi penyebab
kegagalan dalam mengASIhi. Sebab pertama,
payudara bengkak, kemudian puting susu
nyeri, lecet, dan berdarah. Iya, inilah masalah pertama yang sering kali muncul
di awal-awal proses menyusui. Masalah ini juga pernah saya alami dan jujur
saja, rasanya saya ingin menyerah untuk mengASIhi. Lalu apa yang perlu
dilakukan agar tidak menyerah?
Penting perlu diingat oleh
ibu baru yang belum berpengalaman menyusui adalah apapun yang terjadi pada diri
kita, dari mulai hamil, melahirkan, dan menyusui itu membutuhkan sebuah proses.
Dalam proses itu tentu saja ada perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh
kita. Maka, sudah pasti banyak hal baru dan tantangan yang akan terjadi, sehingga
akan membuat kita merasa tidak nyaman. Mulai dari mual, sakit punggung hingga pinggang,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu, hal pertama yang harus diterima dulu
adalah proses perubahan yang terjadi pada tubuh kita tadi. Jika, kita sudah
menerima dengan hati yang tenang setiap perubahan tersebut, maka jika ada
masalah seperti payudara bengkak, kemudian puting susu nyeri, lecet, dan berdarah,
kita akan segera bisa mencari jalan keluarnya.
Gambar: pixabay |
Penyebab payudara bengkak,
kemudian puting susu nyeri, lecet, dan berdarah adalah karena kita belum
mengetahui cara menyusui yang baik dan benar. Dirilis dari almanhaj.or.id
(tahun 2007), dr. Avie Andriyani mengatakan, puting lecet biasanya dapat
disembuhkan setelah memperhatikan teknik menyusui yang benar, khususnya letak
puting dalam mulut bayi. Letak menyusui yang baik dan benar adalah bibir bayi
menutup areola, sehingga tidak nampak dari luar. Puting berada di atas lidah
bayi, sementara areola di antara gusi atas dan bawah. Kemudian setelah selesai
menyusui, untuk melepaskan hisapan bayi cobalah tekan dagu bayi atau pijit
hidungnya atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut bayi.
Saat puting nyeri, lecet, dan berdarah, diajurkan untuk tetap menyusui buah hati, namun mulailah dari puting yang tidak sakit atau terlalu sakit dahulu. Kemudian hindari tekanan lokal pada puting yang sakit dengan cara merubah-rubah posisi menyusui hingga menemukan posisi yang tepat dan nyaman. Untuk frekuensi dan lamanya prose menyusui bisa dilakukan secara bertahap, melihat kondisi puting yang sakit. Sementara untuk menghindari payudara bengkak adalah segera susui bayi sejak bayi dilahirkan. Kemudian, susukan bayi tanpa jadwal (sesuka bayi saja). Bisa juga berikan kompres air hangat dan dingin untuk mengurangi sakitnya. Lalu, keluarkan ASI dengan memompa, baik dengan tangan ataupun alat bantu pompa.
Gambar: pixabay |
Kemudian masalah kedua yang sering terjadi adalah bayi terus menangis dan ASI sedikit, kurang, atau tidak cukup. Masih banyak kaum ibu yang menduga kalau ASI-nya tidak cukup, sedikit, atau kurang diukur dengan bayinya yang sering menangis. Apalagi bayinya terlihat selalu ingin menyusu pada ibunya, padahal payudara ibunya sudah terasa kosong atau lembek. Penyebab kegagal MengASIhi kedua ini juga sempat terjadi pada saya. Namun, kali ini saya langsung berusaha mencari solusinya.
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan pengasuh utamanya (ibunya), sehingga ketika bayi sering menangis pasti ada penyebabnya. Penyebabnya tidak selalu karena ASI yang kurang atau sedikit, namun bisa saja karena bayi buang air kecil atau besar, ketakutan, ingin diperhatikan, bosan, tidak nyaman dengan kondisi cuaca, atau sakit. Jadi, jangan langsung menyimpulkan kalau sering menangis pasti karena ASI kita kurang atau sedikit. Menilai kecukupan ASI, tidak dinilai dari hal itu. Bila kebutuhan ASI tercukupi maka akan ada tingkat kenaikan berat badan selama 6 bulan pertama usia bayi. Untuk mengetahui tingkat kenaikan berat badan ini, kita perlu membaca grafik di Kartu Menuju Sehat (KMS) atau kalau enggan bisa berkonsultasi dengan bidan maupun dokter anak.
Gambar: pixabay |
Masalah ketiga yang sering terjadi adalah salah dalam
memilih alat bantu dalam proses menyusui.
Penyebab kegagalan MengASIhi adalah karena menggunakan dot sebagai alat bantu dalam
proses menyusui. Diambil dari sumber republika.co.id (12/09/2013), pakar
laktasi internasional bernama Jack Newman
MD FRCPC berpendapat, pemberian ASI melalui dot dapat menurunkan keinginan
untuk menyusu dari puting ibunya. “Bayi yang menyusu dengan bantuan dot atau
puting tiruan akan merasa asing dengan puting ibunya,” ujarnya.
Fenomena tersebut populer
dengan istilah bingung puting. Bingung puting ditandai dengan kondisi bayi
menolak payudara, menangis, mengamuk, mendorong payudara, serta bayi tidak mau
menghisap, dan segera melepaskan puting susu ibu. Kondisi ini sering terjadi di
Indonesia. Menurut sumber republika.co.id (12/09/2013), disepanjang tahun 2012, Ketua Asosiasi Konsultan Laktasi
Internasional Indonesia dr Asti Praborini SpA IBCLC menemukan ada 58 kasus
bingung puting di tempat praktiknya di RSIA Kemang Medical Care. Namun saat ini
beliau berpraktik di RS Permata, Depok.
Penggunaan dot sebagai bantuan pemberian ASI
saat ibu bekerja akan memicu produktivitas ASI menurun. Sehingga bisa menjadi
salah satu kegagalan dalam mengASIhi. Dikutip dari antarasidailycare.co.id
(09/07/2019), beliau menyampaikan, “Penggunaan
dot atau empeng dapat menimbulkan bingung puting, yaitu bayi tidak mau menyusu
lagi ke payudara ibu karena mekanisme hisapan yang berbeda antara mengisap dot
dan memerah payudara. Hal ini juga yang menyebabkan produksi ASI ibu lambat
laun akan menurun akibat tidak efektifnya isapan bayi ke payudara setelah bayi
mengenal dot.”
Oleh sebab itu, sebaiknya alat bantu dalam pemberian ASI
ketika ibu bekerja bisa menggunakan gelas kecil atau gelas sloki, sendok,
dan pipet. Memang sangat diperlukan dukungan juga dari orang-orang terdekat
dalam menjalani proses mengASIhi ini, agar bisa berhasil. Sangat dibutuhkan
perhatian, pengawasan, serta dukungan dalam hal mengASIhi ini di dua pekan pertama sesudah melahirkan. Hal ini menjadi
penting, sebab banyak masalah yang berhubungan dengan menyusui akan dapat
dideteksi secara dini. Sehingga proses pencegahan dan penanggulangannya pun
bisa segera diberikan. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak menjadi penyebab
terjadinya kegagalan mengASIhi. Harapannya, dengan mengetahui masalah-masalah
yang biasa terjadi lebih awal, akan membuat para ibu pejuang ASI tidak lagi
panik dan bisa menghadapi setiap masalah dengan baik.
Memang faktor pendukung dari orang
sekitar mempengaruhi, namun faktor terbesar kesuksesan mengASIhi terletak pada
diri ibunya sendiri. Baik dari segi fisik, emosi, pilihan, dan persiapan
ibunya-lah yang akan menentukan keberhasilan proses mengASIhi. Maka dari itu
memang sangat penting untuk memiliki skill saat proses mengASIhi
berlangsung. Skill ini tentu saja didapatkan dari belajar dan pengalaman,
sekaligus tekad yang kuat. Jika skill terasah dengan baik, maka
keberhasilan dalam mengASIhi pun akan tinggi.
Itulah 3 sebab proses mengASIhi bisa
gagal. Semoga dengan adanya tulisan ini para ibu pejuang ASI tidak menyerah
dalam berjuang. Sebab akhirnya kita tahu dalam proses perjuangan ini kita tidak
sendirian. Silakan berikan tanggapannya di kolom komentar ya, sahabat. Terima
kasih.
Baca juga:
Posting Komentar
Posting Komentar