Inilah 5 Tips Ala Lithaetr Biar Tetap Konsisten Menulis

6 komentar
Gambar: pixabay

Assalamualaikum Sahabat Lithaetr, mari masuki dunia parenting, inspirasi, dan hiburan (musik, film, buku, dan drama Korea).

Hari ini saya ingin berbagi pengalaman lagi ya, sahabat. Bukan bermaksud ria atau pamer, tapi saya mencoba berbagi. Kalau ada sahabat punya permasalahan yang sama, semoga pengalaman saya bisa membantu. Beberapa kali, ketika saya berkesempatan untuk berbagi di kelas ilmu kepenulisan, banyak yang bertanya bagaimana sih cara biar kita bisa tetap konsisten menulis. Lalu, pertanyaan yang cukup sering ditanyakan juga adalah bagaimana bagi waktunya, antara mengurus anak-anak dan menulis. Kemudian, pertanyaan yang populer juga, Bagaimana biar ide tulisannya enggak hilang. Nah lo, kok sama ya pertanyaannya dengan saya dahulu.

Iya, saat awal memutuskan untuk kembali mengejar mimpi saya, yaitu jadi penulis (plus sutradara. Untuk sutradaranya masih proses mencari langkah). Saya pun selalu bertanya ke para senior tentang 3 hal tersebut. Jawaban mereka pun mirip-mirip hehehehe. Kemudian saya pun mencoba berbagai strategi. Sempat stres juga kalau tidak cocok dengan strategi itu. Tapi karena tetap pengen nulis, saya enggak menyerah. Akhirnya saya menemukan formula yang tepat. Oleh karena itu, saya akan mencoba berbagi 5 tips ala saya, biar bisa tetap konsisten menulis, bagaimana sih? Silakan simak terus tulisan ini ya, sahabat.


Sebelum kita membahas tentang tipsnya, izinkan saya berbagi satu rumus berbentuk segitiga dari seorang Psikiater asal Amerika bernama William Glasser. Rumus segitiga (William Glasser) ini membahas tentang bagaimana tahapan kita belajar. Tapi saya menggunakan rumus segitiga ini untuk tahapan menulis saya. Inilah rumus segitiganya,

Gambar: kelas matrikulasi Ibu Profesional

Dari gambar segitiga tersebut terdapat 7 irisan atau tahapan. Dimana setiap irisannya mempunyai persentasi yang berbeda-beda. Karena ini adalah tahapan belajar maka persentase terbesarnya adalah belajar juga. Kemudian di atasnya belajar adalah pengalaman. Di atas pengalaman ada tahapan mendengar dan melihat. Lalu, di atasnya lagi ada tahapan melihat saja, kemudian tahapan mendengar saja, dan tahapan terakhir adalah membaca. Lalu apa hubungannya rumus segitiga ini dengan tahapan menulisnya?

Kalau rumus segitiganya kita ganti jadi tahapan menulis, maka irisan atau tahapan terbesarnya ya, harus menulis, betul? Semakin banyak berlatih menulis, maka proses menulis pun akan semakin mudah. Selanjutnya, pengalaman. Mau menulis ya, dibutuhkan pengalaman. Pengalaman inilah yang nantinya menjadi modal awal untuk menulis. Contoh: pernah masak nasi goreng yang enak banget. Nah, tulis saja deh tuh resep nasi goreng enaknya. Apa saja pengalaman hidupmu bisa dijadikan tulisan yang menarik kok. Asal kamu harus berani sering berlatih cara menulisnya. Lalu, tahapan selanjutnya adalah mendengar dan melihat. Apapun yang sahabat dengar dan lihat bisa jadi bahan tulisan. Begitupun tahapan selanjutnya.

Gambar; pixabay

Nah lo, kok membaca di tahapan terakhir? Padahal kalau menulis harus banyak membaca, kan? Membaca kita gunakan untuk mencari referensi, contoh, perbandingan, dan mengevaluasi saja. Bagi yang tidak hobi membaca, kesannya menulis itu susah karena syarat pokoknya harus membaca, betul? Oleh karena itu, membacanya mepet saja dan hanya buat referensi, contoh, perbandingan, sekaligus mengevaluasi saja. Contoh: Ingin menulis tentang masak nasi goreng enak. Usahakan baca dulu 2 sampai 3 tulisan yang membahas hal serupa. Lalu, jadikan itu sebagai contoh atau perbandingan biar tulisan kita bisa berbeda dari tulisan sebelumnya. Lalu, menulislah dulu sampai selesai, kemudian endapkan, baru terakhir baca lagi untuk cek tulisan sebelum di terbitkan ke blog. Inilah kemiripan antara tahapan belajar dan menulis, dari rumus segitiga tadi.

Setelah tahu cara mendapatkan ide menulis, barulah sekarang saya akan membahas 5 tips agar bisa konsisten menulis.


Pertama, tanyakan dulu ke diri sendiri, benarkah menulis adalah kegiatan paling membahagiakan dan bikin kecanduan saat melakukannya?

Gambar: kelas matrikulasi Ibu Profesional

Saya biasanya menggunakan bagan di atas untuk mencoba suatu hal baru maupun menentukan kegiatan rutin. Kalau menulis masuk ke kolom bisa dan suka, malah bahkan membahagiakan maka kalau enggak menulis dirimu akan merasa ada yang kurang. Ya, secara otomatis akan mencoba mencari jalan biar bisa menulis.


Kedua, berikan waktu khusus untuk menulis

Gambar: pixabay

Tips kedua ini sekaligus menjawab pertanyaan bagaimana cara membagi waktu antara mengurus anak-anak dan menulis, ya. Kalau saya boleh jujur, saya tidak ada jam khusus harus di jam itu terus untuk menulis. Saya lebih ke membaca situasi di rumah. Kalau anak-anak lagi kondusif saya izin buat menulis. Kalau lagi enggak mungkin ya udah enggak dipaksakan. Di ganti di esok harinya saja. Intinya, mencoba meluangkan waktu untuk menulis sefleksibel mungkin dan senyaman mungkin.


Ketiga, tulislah dari ide yang paling ingin ditulis atau mendesak sangat


Biasanya kalau mau menulis banyak ide bermunculan. Coba dirasakan ide mana yang paling mendesak atau ingin banget ditulis, sehingga waktu menulisnya bisa lebih singkat. Sebab kita sudah tahu alur menulis dan mempersiapkan apa saja untuk tulisan itu.


Keempat, ikutlah komunitas menulis


Gambar: pixabay

Hal ini sangat diperlukan agar bisa memicu kita terus bergerak. Apalagi saat rasa malas melanda. Bila melihat orang lain bisa terus produktif maka lecutan persaingan dalam diri inilah yang akhirnya juga ikutan membuat kita produktif.


Kelima, kalau sedang buntu ide cobalah menulis dari hal terdekat


Poin kelima ini cukup sering saya lakukan. Bila saya buntu ide, maka saya akan mencari atau membongkar-bongkar memori atau ingatan lama. Akhirnya muncul ide yang cukup oke untuk ditulis.


Inilah beberapa contohnya:





Itulah 5 tips ala lithaetr agar menulisnya bisa tetap produktif. Semoga tulisan ini bermanfaat. Silakan bagi yang ingin memberikan tanggapannya di kolom saran dan kritik. Terima kasih sudah berkenan mengunjungi blog ini ☺.
lithaetr
Seorang IRT yang ingin berbagi sepenggal kenangan dan kisah berharganya, agar dapat menjadi pelajaran dan manfaat bagi sesama. Saat ini masih terus belajar menjadi penulis dan pemerhati anak. Jika ingin mengajak penulis bekerjasama silakan saja hubungi via email ke lithaetr@gmail.com atau ke WhatsApp http://wa.me/628161977335.

Related Posts

6 komentar

  1. Sungguh menggambarkan apa yang kurasa. Aku suka banget menulis, tapi untuk mencari waktu khusus yang masih kesulitan. Karna masih kerja kantoran, seringkali kegiatan nulis jadi penutup hari. Akhirnya sering udh kecapekan dan akhirnya sambung besok. Besok gak kepegang lagi 😅😅 untungnya ikutan komunitas 1m1c jadi lebih punya pengingat untuk konsisten nulis, minimal seminggu sekali. Semangat yuk mbakk nulisnya kita haha

    BalasHapus
  2. Iya, nomer dua itu penting. Kalau menunggu ada waktu kosong, nggak akan kesampaian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba. Harus diluangkan walaupun 5 menit saja 😁

      Hapus
  3. Setuju.Terima kasih tipsnya kakak.🌺🌺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali sudah berkenan berkunjung ke blog saya ya mba ☺🙏

      Hapus

Posting Komentar